"The Earhart Project," yang diselenggarakan oleh The International Group for Historic Aircraft Recovery, atau TIGHAR, menyelidiki Nikumaroro, sebuah pulau tak berpenghuni di Republik Kiribati, di barat Samudera Pasifik, di mana Earhart diduga telah melakukan pendaratan darurat.
Para penyelidik terorganisir yang terdiri dari penyelam, operator kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh dan penjelajah darat, telah merekam kegiatan sehari-hari dan kesan mereka secara online, dengan foto-foto yang menyertainya.
The Earhart Proyek menguji hipotesis bahwa Earhart dan navigatornya, Fred Noonan, telah melakukan pendaratan darurat, dan akhirnya meninggal di Gardner Island, atau dalam nama lokalnya disebut pulau Nikumaroro, sebuah pulau tak berpenghuni di Republik Kiribati, di barat Samudera Pasifik.
Nikumaroro Map 1 |
Nikumaroro Map 2 |
Ekspedisi pencarian kali ini yang diberi nama "Niku VIII" merupakan ekspedisi kedelapan dalam pencarian Earhart dan Noonan. Ekspedisi pertama, Niku I, dimulai pada tahun 1989.
Earhart dan Noonan menghilang saat melakukan penerbangan mengelilingi dunia. Penerbangan terancam batal saat mereka terpaksa mendarat darurat di Hawaii tanggal 20 Maret 1937, setelah Earhart kehilangan kendali pesawatnya, Electra. Setelah Electra diperbaiki, Earhart dan Noonan membuat upaya kedua mereka untuk mengelilingi dunia, dengan lepas landas dari Oakland, California ke Tucson, Arizona pada 21 Mei tahun yang sama.
Selama bulan-bulan berikutnya, Earhart dan Noonan terbang ke Brasil, melintasi Atlantik Selatan dan Afrika Utara. Mereka tiba di Lae, Papua Nugini pada 29 Juni 1937. Total waktu penerbangan mereka dari Oakland diperkirakan 161 jam jam terbang.
Amelia Earhart's Final Flight |
Pada tanggal 2 Juli 1937, Earhart dan Noonan berangkat dari Lae, Papua Nugini, menuju pulau Howland, sebuah pulau tak berpenghuni di utara khatulistiwa di tengah Samudera Pasifik, sekitar 1.700 mil laut (3.100 km) barat daya dari Honolulu, pada penerbangan yang seharusnya berlangsung selama19 jam. Namun mereka tidak pernah mendarat disana dan hanya sedikit yang diketahui tentang saat-saat terakhir mereka. Hilangnya Earhart adalah salah satu misteri yang paling abadi dalam sejarah penerbangan dunia.
MS Nai'a |
Niku VIII berlayar bersama MS Nai'a, kapal penelitian sepanjang 37 meter yang berangkat 8 Juni dari Fiji, sebuah negara kepulauan di Samudra Pasifik Selatan, untuk ekspedisi selama 24-hari. Tim yang berjumlah 14 orang itu menggunakan kendaraan selam yang dioperasikan dari jarak jauh (ROV) untuk menjelajahi dasar laut, peralatan selam untuk pencarian di bawah air dan detektor logam untuk mencari barang-barang buatan manusia di dasar laut.
ROV dapat turun pada kedalaman lebih dari 1.000 kaki (305 m), dan dilengkapi dengan lampu kuat, pendorong dan high-definition video real-time, di antara fitur-fitur lainnya. Tim ROV dilaporkan menyiapkan kamera pada tanggal 14 Juni.
Amelia Earhart Project_Divers |
Pada hari yang sama, lima penyelam scuba kru melihat banyak ikan, tetapi juga melaporkan melihat karang yang tidak sehat, dan kadang-kadang mati, pada kedalaman sekitar 80 kaki (24 m). Di perairan yang lebih dalam, mencapai sekitar 140 kaki (43 m), karang tampak sehat, "dengan banyak tempat untuk rongsokan pesawat yang tertutup karang", demikian catatan penyelam dalam laporan harian mereka. Para penyelam berencana untuk fokus pada daerah ini dalam beberapa hari mendatang.
Empat tim penyelidik darat meneliti pedalaman pantai untuk mencari sisa-sisa kamp yang mungkin dibangun oleh Earhart dan Noonan. Tim mempelajari 1.938 foto udara yang merekam benda-benda buatan manusia - termasuk sebuah pisau yang terpisah dari tangkainya, beberapa benda-benda rusak, botol pecah, dan sisa-sisa api untuk memasak dan fitur api lainnya, semua untuk diidentifikasi. Meskipun kondisi tanah saat ini jelas sangat berbeda dibanding 70 tahun yang lalu, kru berharap lanskap dasar pulau itu relatif tidak banyak berubah.
Nikumaroro Map 3 |
Pada tanggal 14 Juni, tim darat menemukan sebuah pohon tumbang, yang menunjukkan daerah itu mungkin terkena badai besar baru-baru ini. Para peneliti juga mendeteksi badai baru dan kerusakan lainnya. Tapi upaya mereka untuk memeriksa area terkendala oleh semak padat (frutescens Scaevola) yang memenuhi area penelitian dan sulit ditembus. Oleh karenanya salah satu anggota tim lalu menerbangkan drone untuk mengambil foto udara area penyelidikan.
Usaha para peneliti akhirnya mendapat hasil yang menggembirakan. Penemuan sebuah botol kosmetik kecil menawarkan petunjuk baru. Artefak itu mungkin saja adalah stoples salep Dr. Berry, ramuan untuk menghilangkan bintik-bintik yang dipasarkan pada awal abad ke 20. Sedangkan telah diketahui dengan baik Amelia memiliki bintik-bintik.
Ditemukan dalam keadaan rusak, lima buah pot salep dikumpulkan oleh para peneliti. Ketika direkonstruksi kembali, fragmen kaca berbentuk stoples itu hampir identik dengan bentuk botol salep Dr. C. H Berry. Namun bagaimanapun penelitian lebih jauh diperlukan untuk memverifikasi kesamaan artefak ini dengan botol salep Dr. C. H Berry yang sesungguhnya.
Amelia Earhart Artefak |
Tim juga berusaha meneliti sebuah anomali gambar sonar diambil di luar pantai Nikumaroro yang bisa menjadi petunjuk lanjutan karena mungkin saja itu merupakan bagian dari puing-puing pesawat Earhart. Seorang spesialis pencitraan forensik untuk tim penelitian mengatakan gambar itu bisa saja mewakili sayap atau bagian dari badan pesawat dari pesawat Earhart.
"Gambar itu terlihat seperti sayap atau bagian dari badan pesawat. Itu berada dalam ukuran yang tepat, bentuk yang tepat dan di tempat yang tepat," kata spesialis tersebut.
"Tapi resolusi pada sonar tidak cukup untuk meyakinkan untuk menentukan benda apa itu. Itu adalah unik, dan sugestif buatan manusia. Sulit untuk mengatakan dengan tepat apakah itu sayap atau bagian pesawat atau bisa saja bagian dari sebuah perahu nelayan yang tidak ada hubungannya dengan Earhart," lanjutnya.
Amelia Earhart Project_Data Sonar |
Barangkali kisah pencarian Amelia Earhart telah mencapai ujungnya dengan temuan terbaru yang didapat oleh TIGHAR.
Untuk pertama kalinya sebuah artefak utuh ditemukan. Artefak itu berupa sepotong lembar alumunium selebar 23 inci yang berhasil diidentifikasi sebagai tambalan yang dipasang untuk mengganti jendela yang rusak di pesawat Earhart, Lockheed Electra selama proses perbaikan di Miami dalam upaya penerbangan dunianya yang kedua.
Amelia Earhat Patch Artefak |
Identifikasi itu dimungkinkan setelah peneliti TIGHAR meneliti sebuah foto dari The Miami Herald, tanggal 1 Juli, 1937, yang menunjukkan Electra dengan tambalan logam mengkilap yang menutupi lubang di mana jendela navigasi telah dihilangkan.
Lima peneliti analis forensik independen di Massachusetts Institute of Technology (MIT) di Cambridge, Massachusetts, telah mereview penelitian TIGHAR.
"Kami memeriksa lubang paku keling, retakan, tepi-tepi lembaran dan korosi pada sampel baik secara visual maupun dengan dibantu pembesaran," kata Thomas Eagar, profesor Teknik Material dan Sistem Enginering.
Menurut Eagar, ukuran sampel dan pola lubang itu kemudian dibandingkan dengan struktur pesawat Lockheed Electra yang memberikan bukti kuat bahwa potongan itu adalah tambalan pesawat Earhart.
"Dominasi bukti menunjukkan bahwa Anda memiliki artefak Amelia Earhart," pungkasnya.
Lockheed Electra |
Penemuan akan membuktikan bahwa, bertentangan dengan apa yang umum dipercaya, Earhart dan navigatornya, Fred Noonan, tidak mengalami kecelakaan di Samudra Pasifik akibat kehabisan bahan bakar di suatu tempat dekat tujuan target mereka dari pulau Howland.
Sebaliknya, mereka melakukan pendaratan darurat di dataran terumbu karang Nikumaroro yang pada saat itu disebut Gardner Island. Keduanya terdampar dan akhirnya meninggal akibat kondisi alam yang keras.
Dianggap cawan suci arkeologi penerbangan, pencarian Amelia Earhart telah membuat dunia bertanya-tanya dimanakah sesungguhnya pilot legendaris wanita pertama ini berada. Teori-teori bertebaran bahwa dia mata-mata, bahwa ia ditangkap oleh Jepang, bahwa dia meninggal dalam tawanan perang kamp, dan bahkan ia selamat dan kembali menjalani hidup sebagai seorang ibu rumah tangga.
Sekarang kita tahu apa yang sebenarnya terjadi pada mereka. (livescience/news.discovery/tvsx)
Maaf, hanya komentar relevan yang akan ditampilkan. Komentar sampah atau link judi online atau iklan ilegal akan kami blokir/hapus.
0Komentar