Flying Colors (2015)

Review dan Download
kudo sayaka, biri gyaru
Review

Flying Colors (Biri Gyaru) adalah adalah film yang mengisahkan tentang Sayaka Kudo (Kasumi Arimura), seorang siswi kelas 2 SMA dengan kemampuan akademik setara kelas 4 SD, yang bertujuan masuk Universitas Keio, salah satu universitas swasta terbaik di Jepang.

Keseluruhan isi film ini bercerita tentang upaya Sayaka mengejar ketertinggalannya di bidang akademik untuk meraih tujuannya. Upaya itu sungguh-sungguh amatlah tidak mudah.

Ditengah-tengah pesimisme yang didoktrinkan oleh guru wali kelasnya, Takashi Nishimura-sensei (Ken Yasuda) , dan bahkan!, oleh ayahnya sendiri, Toru Kudo (Tetsushi Tanaka), Sayaka terus mencoba melangkah maju.

Beruntung, Sayaka memiliki orang-orang luar biasa di belakangnya. Seorang ibu luar biasa, Akari Kudo (Yo Yoshida) yang tanpa kenal lelah terus mendukung usahanya. Seorang guru (privat) luar biasa, Yoshitaka Tsubota-sensei (Atsushi Ito) yang bahkan mengorbankan waktu tidurnya untuk menemukan cara terbaik demi keberhasilan siswa-siswanya. Seorang adik perempuan luar biasa, Mayumi Kudo (Kokoro Okuda) yang penuh pengertian dan teman-teman luar biasa yang dengan cara mereka sendiri ikut berjuang bersama Sayaka.

Lalu, berhasilkah Sayaka lolos ujian masuk Universitas Keio?.

WARNING!

Namanya juga Review. Artikel ini pasti full spoiler!. So, jika Anda anti spoiler, silahkan saja langsung menuju ke tombol Download video dibawah artikel ini. Atau (Rekomendasi): Tonton dulu filmnya, baru baca Reviewnya. Ok...

Review

keio university
Keio University

Dalam proses penyusunan artikel ini, kami banyak membuka artikel-artikel resensi film yang membahas film Flying Colors ini sebagai sumber referensi tambahan. Bisa dikatakan seperti yang tertera pada paragraf diatas, semuanya memberikan pujian luar biasa kepada ibu Sayaka, Akari Kudo, yang biasa dipanggil Acchan dan guru bimbel Sayaka, Tsubota-sensei.

Pada dasarnya kami setuju. Mereka berdua adalah sosok luar biasa yang berperan sangat besar dalam hidup Sayaka. Namun pada kesempatan kali ini, kami ingin menyoroti sisi lain yang sedikit berbeda dari kebanyakan review lainnya.

Yang pertama pribadi Acchan. Sepanjang keseluruhan film, dari awal sampai akhir kita menyaksikan dedikasi yang luarbiasa dari Acchan demi kepentingan anak-anaknya, terutama tehadap Sayaka dan adik perempuannya Mayumi. Totalitas dedikasi ini dideskripsikan oleh Tsubota-sensei dengan kata-kata "Tidak perduli apapun yang terjadi, Acchan selalu ada untuk Sayaka (dan Mayumi)".

biri gyaru
Mayumi, Acchan and Sayaka

Hal tersebut dibuktikan oleh Acchan yang tidak pernah ragu-ragu membela Sayaka ketika ia bermasalah dengan pihak sekolah. Berkali-kali Acchan dipanggil ke sekolah karena ulah Sayaka, berkali-kali pula Acchan membelanya dan dan meyakinkan semuanya bahwa sesungguhya Sayaka adalah anak yang baik. Begitupun Acchan tak pernah ragu membela Sayaka ketika ia dilecehkan oleh guru wali kelas dan bahkan, oleh ayahnya sendiri!. Kemudian demi memenuhi biaya kursus intensif Sayaka, Acchan rela bekerja tambahan pada shift malam karena suaminya, Toru Kudo, menolak mengeluarkan uang untuk Sayaka.

biri gyaru, atsushi ito
Achhan and Tsubota-sensei

Belakangan terungkap bahwa sikap Acchan yang terkesan membabi-buta membela Sayaka ternyata ada hubungannya dengan masa lalunya. Dikarenakan buruknya hubungan Acchan dengan ibunya, maka ketika ia sendiri sudah memiliki anak, Acchan bertekad agar anak-anaknya tidak pernah mengalami seperti pengalaman pahit masa kecilnya.

Semuanya mengesankan Acchan adalah seorang ibu yang luar biasa. Tapi benarkah begitu?.

Seperti kata pepatah, tak ada hal yang sempurna di dunia ini, secara gamblang kita menyaksikan bahwa akibat totalitas pembelaan Acchan tanpa pernah sekalipun mengkritiknya, justru membuat kehidupan Sayaka sempat menjadi liar dan tak terarah.

Perhatikan adegan di film ini, ketika Sayaka (cilik) tengah berjalan dengan Acchan dan ia melihat beberapa siswi SMP Meiran melintas. Ekspresi Sayaka yang terpesona dengan mereka tak luput dari perhatian Acchan. Ia pun bertanya kepada Sayaka:

Acchan: Ada apa?.

Sayaka: Seragamnya, imut, ya?.

Acchan: Nah, kenapa tidak pindah saja ke situ?. Kalau kamu sekolah di SMP Meiran, pasti ada dunia yang berbeda menunggumu!. Kemudian kalau kamu sekolah disana, otomatis langsung diterima di SMA dan Universitasnya!. Kamu bisa melakukan apapun yang kamu suka!.

Sewaktu menyimak adegan ini, jujur saja kening kami sempat berkerut (perhatikan kalimat berwarna merah yang dicetak tebal) dan berkomentar: "OMG...!, sungguh perkataan yang sangat sembrono!."

biri gyaru
Acchan and Little Sayaka 1

biri gyaru
Acchan and Little Sayaka 2

biri gyaru
Acchan and Little Sayaka at Meiranjoushi School

Dan benar saja seperti yang diduga. Menuruti perkataan Acchan (melakukan apapun yang dia suka), Sayaka pun tidak pernah belajar dan menghabiskan waktu hanya bersenang-senang bersama teman-temannya. Akibatnya pada waktu SMA, ia menjadi murid bermasalah yang berada di ranking terendah di sekolah dan ditempatkan di kelas terburuk.

biri gyaru
Sayaka and Her Freinds 1

biri gyaru
Sayaka and Her Freinds 2

Andai saja Acchan tidak bertemu dengan Tsubota-sensei dan meminta Sayaka kursus di bimbel tempat Tsubota-sensei mengajar dan andai saja Tsubota-sensei hanya seorang guru privat biasa, bukan seorang pengajar hebat yang memiliki dedikasi dan kreatifitas luar biasa untuk murid-muridnya, entah akan sesuram apa jalan hidup Sayaka nantinya. Dan pastinya, film "Flying Colors" juga tidak akan pernah dibuat!.

biri gyaru
Tsubota-sensei and Sayaka

biri gyaru
Sayaka and Her Epic Moment

Yang kedua, ada satu orang tokoh di Film Flying Colors ini yang luput dari perhatian. Tidak ada satupun artikel yang membahasnya. Ia adalah Takashi Nishimura-sensei, wali kelas Sayaka di sekolah. Hanya saja kami kira wajar tidak ada yang membahasnya karena di dalam film ia berperan sebagai tokoh antagonis yang menyebalkan.

biri gyaru
Tsubota-sensei and Nishimura-sensei

Sinis, pesimis, senantiasa berwajah masam, dan tak segan-segan melontarkan komentar tajam kepada siapapun yang berlawanan pendapat dengannya. Siapapun yang berhadapan dengannya pasti akan merasa jengkel.

Pertanyaanya, apa sebenarnya yang menyebabkan Nishimura-sensei lantas menjadi pribadi guru yang seperti itu?. Jawabannya ada pada latar belakang pekerjaan Nishimura-sensei.

Sebelumya mari kita lihat dulu seperti apa tempat Sayaka bersekolah, Meiranjoushi School. Oh, yaa... FYI, setelah wara-wiri di internet, tidak seperti Keio University yang benar-benar ada dan memakai nama asli, ternyata nama Meiranjoushi school adalah nama samaran. Alasannya mungkin seperti ini:

Sebenarnya terasa agak sedikit absurd, bagaimana mungkin seorang Sayaka yang tidak tahu mana arah mata angin utara dan selatan, tidak bisa menggambar peta kepulauan Jepang, tidak tahu siapa itu pangeran Shotoku, mengira Jepang dipimpin oleh seorang Presiden, percaya bahwa Santa Claus benar-benar ada dan hanya memiliki nilai deviasi 32 (kemampuan akademik setara kelas 4 SD), tetapi bisa terus bersekolah, naik kelas dari SMP hingga SMA di Meiran!!.

Menyadari fakta tersebut, kalau bukan itu hanyalah alur cerita yang di skenariokan demi dramatisasi film, maka dapatlah kita bayangkan serendah apa mutu sekolah Sayaka ini. Mungkin itulah yang menyebabkan nama sekolah asli Sayaka ini disamarkan menjadi Meiranjoushi School.

biri gyaru
Nishimura-sensei at The Class

biri gyaru
Nishimura-sensei at The Class

Oleh karenanya, sebagai seorang guru yang menjadi pengajar di Meiranjoushi School yang "seperti itu", tak heran Nishimura-sensei menjadi seorang pengajar yang sinis dan pesimis karena murid-muridnya sendiri tak lebih dari murid-murid "sampah". Tak sulit membayangkan seperti apa perasaan Nishimura-sensei saat ia mengajar di depan kelas, murid-muridnya malah asyik menggosip dan melakukan hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran. Bahkan ia tidak bisa melakukan apa-apa ketika Sayaka tertidur di kelas karena lelah belajar semalaman, selain mengadukan masalahnya kepada Acchan.

Menjadi seorang guru di sekolah absurd, mengajar murid-murid absurd, wajar saja Nishimura-sensei kemudian menjadi sosok pendidik seperti yang ia tunjukkan. Padahal kalau dilihat secara jernih, sesungguhnya Nishimura-sensei adalah seorang guru yang baik dan bertanggung jawab atas murid-muridnya.

biri gyaru
Nishimura-sensei 1

biri gyaru
Nishimura-sensei at the Discotique

biri gyaru
Nishimura-sensei and Acchan

Kita lihat bagaimana ia melakukan "patroli" ke diskotik untuk mencari murid-murid yang berkeliaran disana. Lalu saat Sayaka tertangkap basah membawa sebungkus rokok, ia tidak langsung menghukum Sayaka, tetapi membawa persoalannya kepada Kepala Sekolah. Kemudian, meskipun bersikap sinis, ia memenuhi permintaan Acchan untuk memaklumi perilaku Sayaka yang sering tertidur di kelas. Dan terakhir, ketika ia "kalah bertaruh" dengan Sayaka tentang ujian masuk Keio University, ia membuang harga dirinya dan menjalani hukumannya, yaitu berlari (setengah) telanjang mengelilingi sekolah.

Kenapa bisa begitu?. Kenapa Nishimura-sensei mau melakukan hal yang tidak terbayangkan akan dilakukan seorang guru?.

sayaka and her friends and nishimura-sensei
Nishimura-sensei after Graduate Ceremony

Mungkin selain betapa orang Jepang memang terkenal disiplin dan menghargai janji, bisa saja dengan menyadari fakta-fakta tentang Meiran, mudah untuk berasumsi bahwa saat itu Sayaka adalah murid pertama dari Meiran yang berhasil lolos ujian masuk ke Keio University, universitas swasta paling elit di Jepang. Dan Nishimura-sensei adalah wali kelasnya. Mungkin kebanggaan bahwa akhirnya ada anak muridnya yang berhasil kuliah di universitas swasta no: 1 di Jepang, membuat Nishimura-sensei bersedia membuang rasa malunya.

sayaka and acchan at keio university
Sayaka and Acchan at Keio University

Pesan Moral

Pada dasarnya Flying Colors bukanlah sekedar film biasa tentang cerita anak sekolahan. Film ini memuat pesan moral yang lebih pekat dari itu. Film ini adalah film yang harus ditonton oleh semua orang, terutama para pengajar, para siswa dan orang tua mereka.

Pesan moral utama yang ingin disampaikan dalam film ini adalah jangan pernah menyerah. Akan ada saat kita merasakan bahwa setiap usaha yang kita lakukan tidak membawa perubahan apa pun!. Kita pun merasa putus asa. Jika hal tersebut terjadi, jangan menyerah karena sebenarnya itu adalah bagian dari proses.

Film ini memuat pesan moral tentang pentingnya pendidikan. Bukan hanya fokus pada masalah pengasuhan, metode pengajaran dan pengaruh teman. Tidak semua orang terlahir dengan bakat untuk berbuat baik di bidang pendidikan, tetapi dapat dikembangkan dengan kepedulian dan pelatihan yang tepat. Itulah gagasan film yang disajikan dengan halus di layar.

Tidak ada murid yang bodoh. Yang ada hanyalah guru yang tidak pandai mengajarinya
- Tsubota-sensei

Film ini memiliki banyak garis inspirasi. Ini adalah salah satu film yang harus ditampilkan di sekolah-sekolah. Terlepas dari absurditas pendidikan, kegagalan orangtua adalah sorotan lain dari film ini.

Itu terjadi ketika orang tua gagal bersatu memperlakukan semua anak mereka secara setara. Salah satu alasannya adalah bidang minat yang mereka bagi dengan mereka. Atau mungkin memaksa mereka dengan impian mereka yang gagal.

Keluarga seorang anak mempengaruhi kehidupannya di masyarakat, juga masyarakat di rumah. Keduanya harus saling menyeimbangkan, seseorang harus memiliki orang tua dan guru yang baik. Dan tidak mengabaikan teman-teman.

Jika Anda memanggil siswa Anda pecundang, dan jika mereka mempercayainya, maka mereka pasti akan kehilangan kepercayaan diri
- Tsubota-sensei

Trivia

  1. Film ini merupakan adaptasi novel "Gakunen Biri no Gyaru ga 1 nen de Hensachi o 40 Agete Keio Daigaku ni Geneki Gokaku Shita Hanashi" karya Nobutaka Tsubota yang diterbitkan pada 26 Desember 2013 oleh Kadokawa.
  2. Novel "Gakunen Biri no Gyaru ga 1 nen de Hensachi o 40 Agete Keio Daigaku ni Geneki Gokaku Shita Hanashi" adalah kisah nyata tentang penulisi, Nobutaka Tsubota, yang mengelola sebuah kursus pendidikan privat swasta, dan muridnya Sayaka Kobayashi.
  3. Kata "Biri Gyaru" atau "Biri Girl" dalam bahasa Inggris merujuk pada gadis-gadis Jepang dengan kulit kecokelatan, mewarnai pirang rambut mereka dan pakaian minim. Tren fashion ini dimulai oleh penyanyi J-pop terkenal, Namie Amuro.
  4. Pada awal 1990-an, popularitas Namie Amuro mencapai puncaknya. tren fashion dengan mengenakan rok mini, sepatu berhak tebal, dan rambut pirang panjang menjadi merek dagang Namie Amuro. Gadis-gadis muda kemudian mulai mengikuti gaya penampilan "Amuro-chan" dan mengenakan tren fashion yang sama, dan mereka dipanggil, "Amuraa".
  5. Para pemeran terlihat selama adegan yang berbeda bernyanyi bersama dalam kelompok bersama dengan lagu tema penutup.
  6. Anggota kru terlihat selama adegan yang berbeda dalam kelompok dengan anggota cast bernyanyi bersama dengan lagu tema penutup, sambil melakukan pekerjaan mereka.
  7. Keio University adalah institusi pendidikan tinggi yang benar-benar ada.
  8. Meiranjoushi School adalah nama samaran.

Admin Note:

Seperti yang telah disebutkan pada Trivia di atas, film ini diadaptasi dari novel yang ditulis berdasarkan kisah nyata penulisnya. Judul asli novel tersebut adalah "Gakunen Biri no Gyaru ga 1 nen de Hensachi o 40 Agete Keio Daigaku ni Geneki Gokaku Shita Hanashi" karya Nobutaka Tsubota. Judul yang cukup panjang itu ketika di-Inggriskan pun masih panjang yaitu "How A Teen Girl Went from Academic Absurdity to An Elite University in One Amazing Year". Apalagi ketika di translate ke Indonesia, tambah mulur: "Ini adalah kisah tentang bagaimana seorang siswa berangkat dari absurditas akademik menuju univesitas elit dalam satu tahun yang menakjubkan".

Novel yang diterbitkan tahun 2013 oleh Kadokawa itu menceritakan perjuangan Sayaka Kobayashi (di film namanya berubah jadi Sayaka Kudo) bersama guru bimbingan belajarnya Nobutaka Tsubota (di film namanya berubah jadi Yoshitaka Tsubota) selama 1,5 tahun.

Dengan bantuan mbah Google yang serba tahu, kami berhasil menemukan wajah si novelis sekaligus guru bimbingan belajar Sayaka tersebut:

nobutaka tsubota-sensei
Nobutaka Tsubota-sensei

Namun sayangnya, kami sempat kesulitan menemukan profil Sayaka Kobayashi, siswi yang pernah menjadi muridnya. Begitupun halnya dengan situs-situs referensi, tidak ada satupun yang mengunggah FP Sayaka. Semakin meredupkan semangat, kami hanya menemukan satu twit dari akun @JapanFilmFest. Twit yang diunggah pada 28 Oktober 2015 itu menyebutkan bahwa Sayaka Kobayashi saat itu sudah berusia 26 tahun.

twit from japanese film festival
Twit from JapaneseFilmFestival

Bagaimanapun hal itu terlihat aneh, mengapa tidak ada FP Sayaka?. Mengingat baik Sayaka maupun Tsubota-sensei adalah sama-sama menjadi ruh dari novel dan film Flying Colors ini. Mengapa hanya profil Tsubota-sensei yang ada, sementara Sayaka seperti disembunyikan?.

Namun seperti yang Tsubota-sensei katakan "Dimana ada kemauan, disitu ada jalan". Ketika kami mengedit subtitel film ini, pada bagian Ending song yang berisi kolase film dimana para pemain dan kru menyanyikan lagu penutup. Dan kami secara kebetulan menemukan satu scene yang capturednya seperti dibawah ini:

Nobutaka Tsubota-sensei, Atsushi Ito, Shuei Nomura, Kasumi Arimura, Morio Agata, Sayaka Kobayashi
Nobutaka Tsubota-sensei, Atsushi Ito, Shuei Nomura, Kasumi Arimura,
Morio Agata, Sayaka Kobayashi (?)

Lihat captured diatas. Disitu ada Nobutaka Tsubota-sensei, Atsushi Ito, Shuei Nomura, Kasumi Arimura, Morio Agata dan seorang wanita tidak dikenal. Tentang sosok wanita tidak dikenal ini kami memberanikan diri berasumsi bahwa dialah Sayaka Kobayashi alias Sayaka yang asli.

Alasannya?. Simpel saja. Meniru metode deduksi ala detektif terkenal Hercule Poirot, mudah untuk berasumsi bahwa dia adalah Sayaka Kobayashi karena pada gambar diatas dia tampil satu frame dengan para pemain inti Film Flying Colors ini plus Nobutaka Tsubota-sensei.

Tampil satu frame dengan pemain inti dan penulis novel yang menjadi basis cerita film menunjukkan bahwa dia adalah sosok yang sama pentingnya dengan mereka berlima!. Siapa sosok lain yang sama pentingnya dengan Tsubota-sensei dan para pemain inti?. Jawabannya pastilah Sayaka Kobayashi!.

Hanya saja karena asumsi kami ini tidak dapat diverifikasi kesahihannya, maka hipotesis tetaplah menjadi hipotesis. Daripada itu lebih baik sama-sama kita nikmati saja filmnya.

MOVIE INFO
Movie TitleFlyng Colors
RomajiBiri Gyaru
Japaneseビリギャル
DirectorNobuhiro Doi
WriterNobutaka Tsubota (novel), Hiroshi Hashimoto (scenario)
ProducerJun Nasuda, Junichi shindo
CinematographerYasushi Hanamura
Release DateMay 1, 2015
Runtime117 mins
GenreBased on True Story/Teen/School/Family
Rating+15 (PG)
DistributorToho
Co ProductionAsahi Shimbun, CBC Television, Dentsu
LanguageJapanese
CountryJapan
IMDb Rating7,4
Gross Income¥2,84 billion (US$23,6 million) only in Japan
CAST
Kasumi ArimuraSayaka Kudo
Atsushi ItôYoshitaka Tsubota-sensei
Yo YoshidaAkari Kudo
Tetsushi TanakaToru Kudo
Yûhei OhuchidaRyuta Kudo
Kokoro OkudaMayumi Kudo
Shûhei NomuraReiji Mori
Ken YasudaTakashi Nishimura-sensei
Honami KurashitaMaki Kagawa (Sayaka's freind)
Airi MatsuiMika Honda (Sayaka's freind)
Nanami AbeYui Okazaki (Sayaka's freind)
Morio AgataCram-school's president
Mochika YamadaSayaka's 12 YO
Rie MinemuraYasuhi Nakamura
Yasuhi NakamuraMochika Yamada

Link download

Silahkan pilih resolusi video yang Anda inginkan dengan cara mengklik link download dibawah.


MP4 720p 884 MB Download
MP4 480p 566 MB Download
MP4 360p 432 MB Download

Trailer



Maaf, hanya komentar relevan yang akan ditampilkan. Komentar sampah atau link judi online atau iklan ilegal akan kami blokir/hapus.

Posting Komentar

0Komentar