Satelit Planet Saturnus yang bernama Titan nyatanya sangat mirip dengan Bumi. Tak heran jika Titan sempat disebut-sebut berpotensi menopang kehidupan makhluk hidup beberapa waktu lalu.
Titan dipercaya mengandung curah hujan, sungai, lautan, atmosfer tebal, permukaan bebatuan, dan lempeng tektonik seperti Bumi. Malah, di dalam sistem tata surya ini, diyakini hanya dua objek yang memiliki kandungan tersebut, yaitu Bumi dan Titan.
Belakangan ini pesawat antariksa Cassini milik NASA menemukan satu bukti baru yang semakin membuat Titan menjadi 'kembaran' Bumi, yaitu angin kutub yang menarik gas dari atmosfer langsung ke luar antariksa.
Cassini yang telah mengobservasi Saturnus sejak 2004 silam mengukur fenomena angin kutub Titan yang berhembus melalui atmosfernya menggunakan instrumen Cassini's Plasma Spectrometer (CAPS).
"Atmosfer Titan sebagian besar terbuat dari nitrogen dan metana dengan tekanan 50 persen lebih tinggi pada permukaannya dibanding di Bumi," kata pemimpin studi, Andrew Coates dari University College London Mullard Space Science Laboratory, mengutip situs Live Science.
Coates menjelaskan, data yang dihasilkan oleh CAPS membuktikan bahwa beberapa tahun lalu atmosfer Titan bagian atas kehilangan sekitar tujuh ton hidrokarbon dan nitril setiap hari.
Hal tersebut bisa terjadi karena adanya bentuk elektron berenergi tertentu seperti 24,1 volt elektron yang datang dari interaksi partikel dengan cahaya.
"Dibanding Bumi, Titan itu 10 kali lipat lebih jauh dari Matahari, namun atmosfer atasnya masih bermandikan cahaya. Ketika cahaya membentur molekul di lapisan ionosfer, cahaya akan mengeluarkan elektron bermuatan negatif dari molekul hidrokarbon dan nitril," terang Coates.
Kemudian elektron tersebut terseret ke medan magnet Saturnus dan membentuk medan listrik sendiri yang cukup kuat untuk menarik partikel ke luar dari atmosfer.
Masih dari situs Live Science, efek serupa juga terjadi pada partikel di atmosfer Bumi.
Sebelumnya, materi kimia yang dimiliki Titan dipercaya bisa memberikan tipe selaput yang sama cocoknya pada umumnya untuk perkembangan sel dalam tubuh manusia. Tim ilmuwan sempat menguraikan soal sel membran yang bisa terbuat dari kandungan nitrogen, karbon, dan hidrogen. Secara teoritis, hal itu dinamakan "azotosomes".
Unsur yang paling menjanjikan adalah akrilonitril, senyawa organik cair yang telah terdeteksi di atmosfer nitrogen-metana Titan. Sementara di Bumi, hal-hal tersebut sifatnya beracun.
Walau Titan lebih banyak mengandung hidrokarbon ketimbang air, penelitian tersebut ingin menunjukan bahwa planet-planet di luar Bumi dianggap tidak membutuhkan kandungan air agar menciptakan lingkungan layak huni. (cnn/tvsx)
Maaf, hanya komentar relevan yang akan ditampilkan. Komentar sampah atau link judi online atau iklan ilegal akan kami blokir/hapus.
0Komentar